Rabu, 06 Mei 2009

wajah di balik topeng

Ada sebuah percakapan singkat di tengah-tengah diskusi mengenai sebuah acara. Percakapan yang tengah mengganggu diskusi tersebut. Percakapan antara gw dan seseorang.

Katanya, “Sudah lama gw gak bertemu dengan orang kayak lo”

Kata gw, “Maksudnya?”

Katanya, “Lo tuh mirip banget ma temen gw waktu SMP. Dia itu ceria banget, kayak gak ada beban. Riang gembira.”

Kata gw, “Hm…???”

Katanya, “Biasanya tuh gw selalu ketemu orang yang pendiam, gak banyak bicara. Beda banget ma lo. Hehehe.”

Kata gw, “Hati-hati aja! Orang ceria itu hanya merupakan kedok untuk menutupi masalahnya”

Katanya, “Oh… ya kalo itu mah urusan lo…”

Kata gw, “Hahahaha!”

Entah kenapa gw merasa tertekan. Nggak terlalu suka dengan kata ‘ceria’,’gak ada beban’, dan ‘riang gembira’.

Karena gw mengenakan topeng. Sama seperti lo, kalian, dan semua orang. Topeng untuk menutupi kebusukkan gw, kejahatan gw, beban gw, gelisah gw, kecewa gw, bahagia gw, sukacita gw, sayang gw, kasih gw, dan kebaikan gw.

Semuanya tertutup topeng ini…

Seandainya orang itu tahu siapakah gw, tanpa mengenakan topeng itu, pasti dia tidak akan berpendapat seperti itu. Huff.
Susah ya ternyata menjadi orang yang terus sembunyi di balik topeng… tapi konsekuensi kehidupan. Hahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar