Minggu, 22 Februari 2015

I'm not the only one



i know that i'm not the only one in your heart..

Jumat, 06 Februari 2015

Risalah Hati yang Terbagi

Aku mengetahui di hari itu, bahwa sudah waktunya untuk melepaskannya. Hatinya telah terbagi menjadi beberapa bagian. Cinta yang ia ucapkan padaku, bukan cinta yang kumau lagi. Hari itu, tidak ada lagi yang bisa kupercaya. Tuhan menyampaikan melalui angin, dia telah membagi hatinya. Dia mencoba berpaling dari hatiku, dan meneliti hati yang lain. Angin yang berhembus pagi itu, aku tahu bahwa cintanya tak lagi untukku.


Ditempat inilah kali terakhir aku membawanya bertemu Dia.
dia hanya menunggu di luar, tak ingin masuk bersamaku menemui Dia. DihadapanNya, aku mengatakan, "Hay, Tuhan... orang yang selalu aku kisahkan padaMu, menunggu di luar sana.. Tidak tahu akan seberapa lama kami bertahan dengan hubungan yang tak pernah jelas ini, tapi Kau tahu, Tuhan, betapa aku mencintainya.. Tapi aku lebih mencintaiMu daripada dia.. dan jika suatu saat salah satu dari kami memutuskan untuk menjauh dan tidak lagi saling bertahan, kiranya Tuhan tetap menjaga dia untukku.. Tidak peduli akan seberapa menyakitkan menjauh dari dia, dan kiranya Engkau kuatkan aku menghadapi semua ini.. Tidak peduli seberapa banyak dosa dan kesalahan yang telah kami perbuat, ampunilah kami, dan tetaplah Engkau bertahan disampingku dan dia.. jangan pernah berpikir melepaskan pelukanMu dariku dan darinya, Tuhan.. Karena jika semua yang kurasakan ini benar, maka aku menyadari aku tak akan mengakhiri tahun ini bersamanya lagi.. kuatkanlah aku Tuhan.. Kau tahu bahwa perasaan ini sudah terlalu dalam padanya.."

itu hanyalah sepucuk diskusi mengenainya di tempat itu..
diskusi terakhirku dengan Dia tentang pria itu..

setelah dari tempat itu, semua yang kurasakan tepat terjadi. Ia membagi hatinya pada perempuan lain. Semua kata cinta dan keseriusannya hanyalah bualannya semata. Saat itu, aku tahu bahwa sudah waktunya melepaskannya. Melepaskannya, tapi tidak dengan cinta yang telah tumbuh itu.
Aku menyadari bahwa sejak awal dia tidak pernah benar-benar mencintaiku. Dia membagi hatinya dengan kepingan masa lalunya. Masa lalu yang tak pernah kutahu, cinta di masa lalu yang tak pernah bisa ia lupakan, tapi dengan gagah beraninya ia membawa masa lalu dalam kemasakiniannya. Melibatkan aku dalam kesekelumit cinta di masa lalunya yang tak pernah aku kenal. Menjerumuskanku pada bahaya jatuh cinta dengannya.
Dia tidak pernah benar-benar mencintaiku, ketika aku tahu dia telah membagi hatinya pada wanita itu. Dia menyatakan cinta dan keseriusannya padaku, kemudian dia pergi bersama wanita itu. Memberikan kepingan luka yang harus kuobati sendiri.

Luka yang harus kuobati sendiri..
betapa bodohnya diriku, mengobari sendiri luka yang digoreskan pria itu, dan masih tetap dengan perasaan cinta padanya... Mencintai pria yang tak pernah benar-benar mencintaimu.. bukankah suatu hal yang bodoh?

Bagaimana mungkin kamu mencintai dua orang disaat bersamaan?
bukankah kamu tidak bisa mencintai dua Tuhan sekaligus?
Jika kamu dapat membagi hatimu, itu bukan CINTA...
Jika kamu tidak bisa bertahan pada satu CINTA, bagaimana kamu dapat menyembah TUHAN?

Tapi sekali lagi, aku menikmati hatiku yang masih tetap mencintainya, sekalipun aku terluka. Jika ini dinamakan kebodohan, maka biarlah aku menjadi bodoh. Karena suatu hari nanti ada orang bijak yang mengajari orang bodoh ini agar ia menjadi bijak..
Suatu hari nanti..
Semoga DIA segera mempertemukanku dengan si bijaksana itu..
Amin.