Kamis, 23 Januari 2014

Suatu perjalanan...

Perahu kertas ku kan melaju membawa surat cinta bagimu,
kata-kata yang sedikit gila tapi ini adanya..

Perahu kertas mengingatkanku betapa ajaib hidup ini,
mencari-cari tambatan hati, kau sahabatku sendiri..


ku bahagia kau telah terlahir di dunia, dan kau ada di antara milyaran manusia
dan ku bisa dengan "sayap" ku menemukanmu...

ost. Perahu kertas...


kau pernah bertanya padaku, kenapa aku menitipkan salam pada orangtuamu..
dan sebait lirik itulah alasan kenapa kusampaikan salamku pada orangtuamu..
karena mereka telah membiarkanmu hidup di dunia ini..
karena kau telah terlahir di dunia ini,
karena kau ada di antara milyaran manusia,
dan karena kau dan aku bertemu pada satu titik yang sama..

kau dan aku pernah menyatu dalam napas yang sama,
memberikan diri menikmati cinta yang ada,
yah... pernah ada kesatuan kata antara kau dan aku,
dan kau dan aku pernah tertawa bersama,
serta menikmati setiap rasa yang tercipta berdua..

kemarin adalah kemarin,
jika kemarin terukir dengan indah,
dan menjadi sebuah kenangan, maka biarlah kenangan itu tercipta dengan indah,
tanpa pernah kita bermusuhan atau membenci...

aku bersyukur karena kau lahir, dan hadir dalam hidupku..
saat ini tugasmu dalam hidupku telah berakhir,
dan terima kasih atas karena telah bersedia dipakai Tuhan untuk mengajariku..
tanpa kamu, aku adalah aku yang dahulu....

Senin, 20 Januari 2014

Kisah 2013

2013...

sudah lewat bukan?

ceritakan pada saya tentang apa yang kau alami di tahun 2013??

karena saya akan berbagi sedikit kisah atas proses Tuhan yang luar biasa dalam hidup saya...

Januari 2013, Tuhan ijinkan untuk bertualang ke Kediri, belajar disana, dan bertemu dengan orang-orang luar biasa, baik seseorang yang mirip dengan adik tingkat sampai pengalaman 2 bulan dengan sepeda.
Februari 2013, di tanah rantau merindukan kampung halaman. Bukan rindu orangtua, tetapi rindu menghabiskan waktu bersama adik-adik.. Banyak kisah yang membuat saya iri dan rindu untuk kembali.
Di awal tahun itu pun dipertemukan oleh seseorang dan menjadi dekat dengan orang itu.
Maret 2013, menikmati hari-hari dengan belajar untuk mempersiapkan diri melanjutkan study kembali.
April 2013, mendapatkan jawaban doa selama setahun kemarin. Bahwa lebih baik menghentikan mendoakan seorang yang dipertemukan Tuhan dengan saya untuk suatu alasan kebersamaan. Yup.. namanya Satria Bergitar.. hahaha... Tapi bulan ini Tuhan mendekatkan saya pada seseorang yang lain.
Mei 2013, Tuhan yakinkan saya dengan jawaban doa saya pada Mas Satria Bergitar itu, di saat bersamaan dengan masuknya seseorang dalam hidup saya..
Juni 2013, Tuhan ijinkan saya bergumul tentang perasaan saya pada orang itu. Ini cinta, sayang atau hanya perasaan teman semata. Tuhan pun ijinkan saya untuk menikmati ujian Pasca Sarjana di UGM.
Juli 2013, ia pergi sejenak dalam pengamatan saya. Tuhan ijinkan saya untuk mengintrospeksi diri saya sendiri, dan juga perasaan saya terhadap orang itu. Disamping itu, Tuhan ijinkan saya melanjutkan kuliah di tempat yang tidak pernah saya inginkan, tapi saya tahu Tuhan akan memproses saya di tempat ini. Mercu Buana Yogyakarta, Magister Psikologi Profesi Klinis.
Agustus 2013, harus ada perpisahan dengan seorang sahabat saya, menyedihkan. Saya ditinggalkan, tapi saya tetap kuat untuk bertahan. Saya benci dengan perpisahan.
September 2013, ia datang, disaat saya memahami apa yang saya rasakan, tapi tetap ada keraguan. Keraguan yang tidak bisa saya jabarkan.
Oktober 2013, Tuhan ijinkan untuk mengadakan retret bagi pemuda dan remaja gereja. Di bulan ini pun Tuhan ijinkan, saya dan seorang itu untuk menjalin relasi lebih dari sebelumnya.
November 2013, masalah itu satu per satu muncul antara saya dan seorang itu. Keraguan itu menjadi nyata seketika, pengakuan demi pengakuan, serta komunikasi yang tidak pernah terjalin dengan baik.
Desember 2013, masalah itu pun berakhir dengan mengembalikan relasi saya dan seorang itu ke sedia kala. Bersahabat. Berteman.


Tuhan tahu apa yang saya butuhkan, dan saya mengiklaskan apa yang saya inginkan, karena saya tahu mata Tuhan melihat jauh lebih luas dari mata saya.

Saya ingin kuliah di UGM, tapi Tuhan melihat kebutuhan saya dan keluarga, sehingga IA tempatkan saya di UMBY. Saya menjalaninya dengan penuh sukacita, karena saya tahu bahwa rencanaNYA ajaib dalam hidup saya.

Di tahun 2013 saya merasakan kehilangan dan kepergian serta perpisahan. Saya sangat membencinya, tapi Tuhan ingin saya menghadapinya. Menghadapi dengan senyuman, dan kepercayaan bahwa DIA tidak membiarkan saya sendirian.

Yang paling luar biasa, Tuhan mempertemukan saya dengan orang yang luar biasa.
Selama ini saya mengikat hati saya dengan diri sendiri, dan mengabaikan perasaan orang lain. Saya bercerita tentang "cinta dan sayang" karena teori dan idealisme saya sendiri, tanpa pernah mencoba menyelami apa yang mereka rasakan. Tuhan kirimkan orang itu, namanya Mister Lazy Time. Tuhan kirimkan dia untuk mengajari saya tentang apa itu cinta dan sayang. Dan bahwa perlu kehati-hatian ketika kamu mulai merasa ada keraguan untuk memutuskan jawaban. Keraguan itu sebagai warning.
Saat ini, saya semakin mengasihinya lebih dari sebelumnya, tapi akan lebih baik jika hubungan yang didasari pada keraguan ini dihentikan hingga kedua belah pihak yakin dan mantap. Menjadi sahabat mungkin akan jauh lebih baik untuk saat ini, sekalipun sedih dan kecewa itu ada.

Saya sangat bersyukur karena Tuhan kirimkan dia untuk saya..

Saya mengerti sekarang apa bedanya rasa cinta dan rasa sayang itu..
 Bahwa jika kamu mencintai seseorang, kamu tidak akan pernah melepaskannya, kamu ingin memilikinya seutuhnya, dan ketika kamu telah memilikinya, perasaan cintamu justru akan semakin besar padanya. Sementara, ketika kamu menyayangi seseorang, maka perasaanmu itu penuh dengan ketulusan. Bahkan kamu tulus untuk melepaskannya jika kamu tahu bahwa ia akan bahagia dengan pilihannya. Kamu tidak akan menggenggamnya untuk keinginanmu sendiri, tapi kamu bisa melepasnya. Karena percayalah jika memang ia untukmu, maka ketulusanmu akan membawa dia kembali padamu, tapi jika ia bukan untukmu, maka percaya jugalah bahwa ketulusanmu akan membawamu pada pribadi yang jauh lebih baik..




Apapun yang terjadi di tahun 2013, aku bersyukur karena aku semakin jatuh cinta pada Tuhan.. Semakin tidak bisa jauh dari DIA... #eeaaa

Maka Selamat Datang 2014...
Tuhan ijinkan saya diproses lebih lagi ya....
Saya jatuh cinta denganMu, Tuhanku.... ting.. ting...

Minggu, 19 Januari 2014

Ku kan menunggu

Ia selalu dapat menunggu..

Bersabar...

Entah berapa waktu yang ia luangkan untuk bersabar dan menunggu..
Kekuatannya terletak pada penantiannya.
Telah banyak badai yang menguji hatinya dan mengasahnya.
Seberapa panjang waktunya, ia akan terus menunggu.

Menunggu hingga seorang itu melihatnya,
menunggu hingga seorang itu mengetahui keberadaannya,
menunggu sesuatu yang entah kepastian itu akan tercipta atau tidak.
Ia hanya punya hati untuk menunggu..

Memperhatikan seorang itu..
menjaganya agar ia tetap disana dan bahagia
memperhatikan dari jarak yang tak dapat ia sentuh..


kesepian seorang itu,
kesedihan seorang itu,
rasa sakit dan lelah yang seorang itu alami,
ia mengetahuinya, dan terus memperhatikannya..

Ia menanti dengan senyumannya,
sekalipun ingin memeluk seorang itu dalam kesedihannya,
sekalipun ingin menghibur seorang itu dalam kesepiannya,
sekalipun ingin menghapus rasa sakit dan lelah seorang itu,
tapi ia hanya mampu untuk menanti...

Melihatnya menangis saat menunggu,
airmata dalam suatu penantian,
penantian yang entah kapan akan berakhir,
penantian yang tidak pernah ia pahami,
tapi ia tetap percaya, bahwa penantiannya akan menghasilkan cahaya terang.

Jangan... Jangan pernah ragukan penantiannya,
Jangan... Jangan pernah abaikan kesabaran hatinya,
Sekalipun dunia menertawakannya,
tapi ia tetap percaya,
bahwa esok penantiannya akan menghasilkan sukacita..

Tidak ada yang bisa ia lakukan selain percaya,
selain memberikan cinta seutuhnya,
selain menanti dengan kesabarannya..

Hingga akhirnya ia akan menemani seorang itu,
dan ia dapat bersandar penuh padanya,
dan ia dapat berkata, "Bahagia itu sederhana.."

Keyakinannya...
Penantiannya...
Cintanya...
dan lihatlah kesabarannya yang membawa seorang itu padanya...


*Terinspirasi dari lagunya Sherina Akan Ku Tunggu


Sabtu, 18 Januari 2014

Ada dan Ketiadaan

Seorang filsuf, Rene Descartes, mengungkapkan "Aku ada, oleh sebab itu aku berpikir, aku merasa dan aku berbuat".

Keadaan manusia.
manusia itu ada dan bermakna, jika ia mendalami tentang itu.
bagi manusia, kemungkinan diterima oleh dan mempercayai manusia lain merupakan kondisi yang mutlak perlu untuk bisa mengalami "aku ada". Kesadaran akan keberadaan sendiri pada prinsipnya terjadi pada tingkat ketika kita "melihat dan mendapatkan" diri kita sendiri, dan bukan hanya saat kita merasa diterima oleh orang lain. Itu adalah pengalaman Dasein, yang terealisasikan dalam wilayah kesadaran diri.

Kesadaran akan dirinya membuat manusia bertahan dalam hidup. Perasaan diterima dalam lingkungan membuat seorang manusia dapat memaknai keberadaan dirinya di tengah-tengah dunia ini. Sebuah penerimaan mampu membebaskan seseorang untuk mengalami keberadaannya sendiri. Penerimaan seseorang tentang dirinya sendiri dan penerimaan orang disekitarnya manciptakan keberadaan seorang manusia. Titik pusat tempat "saya" berdiri adalah "ada" "saya" sendiri. "Ada" bukan berarti "saya subjek" melainkan "saya adalah ada yang dapat mengenal diri sendiri sebagai subjek dari apa yang tengah terjadi"

Masalah yang dialami oleh seorang manusia dapat menunjukkan seberapa "ada"nya diri manusia tersebut. Bagaimana ia memandang tentang suatu masalah yang dihadapinya. Masalah mampu menghantam manusia dan menunjukkan apakah manusia itu bisa semakin meningkatkan ke"ada"anya atau justru melemahkan ke"ada"annya.
Manusia memiliki kecenderungan untuk membiarkan dirinya larut dalam lautan respon dan sikap kolektif untuk membiarkan dirinya ditelan oleh gelembung das Man, sehingga kesadaran terhadap dirinya, potensi, dan karakteristik lainnya yang menjadikan dirinya sebagai "ada" yang unik dan orisinal menjadi lenyap secara perlahan. Untuk sementara waktu manusia terbebas dari kecemasan dan ketiadaan. Hanya sementara saja ia akan merasa bebas. Ada harga yang harus ia bayar teramat besar, karena ia harus mengorbankan kekuatannya dan makna keberadaan dirinya.

Jadi manusia berada dalam pilihan ia ada atau ia dalam ketiadaan.

*Analisis Eksistensial "Ada dan Ketiadaan"

Hentikan Kekhawatiran ini

"Janganlah mengkhawatirkan orang yang tidak ingin dikhawatirkan... Itu hanya akan membuang tenagamu saja..."

"Tapi rasa khawatir itu datang tanpa pernah di undang... Diinginkan atau tidak, ia datang dan perasaanku menjadi khawatir.. Jadi bagaimana ini?"

"Kamu harus bisa mengontrol dirimu.. harus bisa menahan rasa khawatirmu.. biarkan hanya kamu sendiri saja yang menyadari kekhawatiranmu.. Jika kau tunjukkan padanya bahwa kau khawatir padanya, kau hanyalah wanita bodoh yang memaksa untuk menunjukkan perasaanmu... Bukankah dia tidak pantas untuk kamu khawatirkan?"

"Tidak pantas?"

"Iya... orang seperti itu tidak pantas menerima perasaan khawatirmu, dan airmatamu. Lihatlah bagaimana ia memperlakukanmu. Ia membiarkanmu lepas, dan tidak ada hal yang ia lakukan untuk mempertahankan atau memperjuangkanmu. Ia mengabaikanmu, dan tidak memperdulikanmu. Lantas dimana layaknya dia untuk kau khawatirkan?"

"Ia lemah, fisiknya lemah dan tak sekuat diriku. Ia tidak seperti itu, karena aku tahu bahwa ia pun memperhatikanku, tapi dengan caranya..."

"Caranya yang menyakitimu.. Kau ini benar-benar bodoh sekali jadi orang.. Katakan padaku, sudah berapa liter airmata yang kau keluarkan untukknya? Sudah berapa pisau yang ia tusukkan di hatimu, dan kau cabut sendiri? katakan padaku, apa yang pernah ia lakukan untuk meredakan kesedihanmu?"

"Tapi, dia tidak pernah tahu karena aku tidak pernah memberitahunya..."

"Bahkan kau masih saja membelanya.. Berhentilah membelanya.. Katamu, dia memperhatikanmu, dia tahu kesedihanmu, dia tahu kau terluka, lantas apa yang ia lakukan? Tidak... Tidak ada kan..? Dia diam saja.. Tidak melakukan apapun... Lantas dimana letak sayangnya?"

"Kak....?"

"C'mon, sayangku... Bukalah matamu.. hubunganmu sudah berakhir bukan? Kau cerdas, kau dewasa, kau baik dan kau tulus.. Janganlah merendahkan dirimu untuk mengkhawatirkan orang yang tak layak kau khawatirkan.. Bahkan untuk memperhatikan dirinya sendiri saja dia tidak mampu.. Banyak yang menyayangimu, dan berhentilah khawatir tentang apapun yang ada dalam dirinya, kesehatannya, studinya, keluarganya, atau masalahnya.. berhentilah khawatir.."

Kau akan tahu betapa munafiknya seseorang yang belajar tentang jiwa manusia, karena ia tahu bagaimana manusia itu, tapi betapa sulitnya menerapkan pada dirinya sendiri. Hahahaha... Itu hanya sebuah ilustrasi saja...

*sedang ingin berceloteh...