Sabtu, 18 Januari 2014

Ada dan Ketiadaan

Seorang filsuf, Rene Descartes, mengungkapkan "Aku ada, oleh sebab itu aku berpikir, aku merasa dan aku berbuat".

Keadaan manusia.
manusia itu ada dan bermakna, jika ia mendalami tentang itu.
bagi manusia, kemungkinan diterima oleh dan mempercayai manusia lain merupakan kondisi yang mutlak perlu untuk bisa mengalami "aku ada". Kesadaran akan keberadaan sendiri pada prinsipnya terjadi pada tingkat ketika kita "melihat dan mendapatkan" diri kita sendiri, dan bukan hanya saat kita merasa diterima oleh orang lain. Itu adalah pengalaman Dasein, yang terealisasikan dalam wilayah kesadaran diri.

Kesadaran akan dirinya membuat manusia bertahan dalam hidup. Perasaan diterima dalam lingkungan membuat seorang manusia dapat memaknai keberadaan dirinya di tengah-tengah dunia ini. Sebuah penerimaan mampu membebaskan seseorang untuk mengalami keberadaannya sendiri. Penerimaan seseorang tentang dirinya sendiri dan penerimaan orang disekitarnya manciptakan keberadaan seorang manusia. Titik pusat tempat "saya" berdiri adalah "ada" "saya" sendiri. "Ada" bukan berarti "saya subjek" melainkan "saya adalah ada yang dapat mengenal diri sendiri sebagai subjek dari apa yang tengah terjadi"

Masalah yang dialami oleh seorang manusia dapat menunjukkan seberapa "ada"nya diri manusia tersebut. Bagaimana ia memandang tentang suatu masalah yang dihadapinya. Masalah mampu menghantam manusia dan menunjukkan apakah manusia itu bisa semakin meningkatkan ke"ada"anya atau justru melemahkan ke"ada"annya.
Manusia memiliki kecenderungan untuk membiarkan dirinya larut dalam lautan respon dan sikap kolektif untuk membiarkan dirinya ditelan oleh gelembung das Man, sehingga kesadaran terhadap dirinya, potensi, dan karakteristik lainnya yang menjadikan dirinya sebagai "ada" yang unik dan orisinal menjadi lenyap secara perlahan. Untuk sementara waktu manusia terbebas dari kecemasan dan ketiadaan. Hanya sementara saja ia akan merasa bebas. Ada harga yang harus ia bayar teramat besar, karena ia harus mengorbankan kekuatannya dan makna keberadaan dirinya.

Jadi manusia berada dalam pilihan ia ada atau ia dalam ketiadaan.

*Analisis Eksistensial "Ada dan Ketiadaan"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar