Rabu, 30 Maret 2011

rasanya seperti

rasanya itu seperti di tinggal pergi seseorang dan jauh sekali bahkan sepertinya tidak akan bisa bertemu lagi...

rasanya itu seperti kehilangan yang teramat dalam tanpa sebab...

rasanya itu seperti ketakutan akan kesendirian...

rasanya itu seperti kesedihan yang mendalam...

rasanya itu seperti kesepian yang mengaburkan segalanya...

ada apa dengan ini???

seperti terhubung dengan dimensi yang berbeda, dan rasanya seperti kehilangan, ketakutan, kesedihan, kesepian, amarah, kekecewaan yang menjadi satu, tapi tanpa ada alasan yang jelas...
seperti ada sosok aku di belahan bumi yang berbeda yang sedang kehilangan seseorang yang di sayangi.. kesedihan.. kehilangan.. semua bercampur menjadi satu...

lupakan sajalah...

hati dan logika

cinta adalah hati,
cinta adalah otak...

ketika hati berbicara, maka lihatlah betapa aku disini ingin sekali dibakar oleh api cinta..
ketika hati yang berkuasa, maka tidak ada yang lebih berarti lagi di dunia ini selain dia dan hanya dia..
ketika hati yang tersentuh, maka aku ada hanya untumu, dan kamu ada hanya untukku..

tetapi,

ketika logika yang berbicara, maka pantaskah aku bersama dengannya, dan membiarkan dia pergi dengan orang yang aku pikir baik untuk dia.
ketika logika yang berkuasa, maka hidup itu tidak hanya dengan cinta, tetapi ada materi yang harus dipenuhi...
ketika logika yang bekerja, maka sudah hentikan saja karena hubungan ini tidak akan berjalan sesuai dengan perkiraan...

dan saat ini, saya kembali pada masa itu, tapi perasaan ini berbeda..

tidak lagi jantung berdetak kencang..
tidak lagi salah tingkah...
tidak lagi pipi bersemu merah...
yang ada hanyalah bahagia...
yang ada hanyalah ketulusan...
yang ada hanyalah kebiasaan...

bahkan sekalipun dia tak lagi melihatku dan hidup dalam dunianya, tetapi aku akan tetap berbahagia, selama masih melihat senyumannya, tawanya, dan kebahagiaannya..
maka cukuplah saja...

Minggu, 27 Maret 2011

cinta oh cinta..

apa yang mampu kamu bayangkan mengenai cinta?

entah mengapa saya melihat cinta bukan sebagai suatu hal yang mengesankan, tapi bukan berarti juga tidak terkesan.
melihat cinta dari seberapa besar kadar yang ada, dan mampu untuk kamu selami.
malam ini, hari ini saya ingin berbicara tentang cinta.
mungkin suatu hari nanti saya bisa meneliti mengenai cinta sepasang muda-mudi, tapi untuk saat ini sepertinya saya tidak mampu meneliti mengenai cinta yang lebih dalam lagi.

bagi saya, cinta adalah hal terumit yang ada di dunia ini. cinta itu 100% perasaan dan 100% logika...
tidak akan mungkin kamu mencintai seseorang hanya sepenuhnya perasaan ataupun logika saja, bukankah keduanya harus seimbang.
beberapa waktu yang lalu, sahabat saya mengatakan bahwa, "saya bersyukur karena dalam hal cinta dan pacaran saya orang yang 90%logika dan 10% perasaan". bersyukur bahwa di dalam dirinya perasaan dikalahkan oleh logika, tetapi cinta itu bukan logika, karena cinta adalah "rasa", tetapi "rasa" tanpa logika adalah buta. itulah mungkin kenapa dinamakan cinta buta.
seharusnya cinta itu tidak buta. dan jika cinta itu buta, maka bagaimana cinta mampu membawa sepasang kekasih ke garis finish hubungan mereka. cinta itu mengasyikkan tapi juga membahayakan. cinta itu bisa jadi madu dan racun dalam waktu bersamaan.

ada 3 hal yang penting dalam cinta yaitu kegairahan, keintiman dan komitmen. puncak dari sebuah cinta adalah komitmen. mampukah anda berkomitmen dengan orang yang anda cintai. cinta itu adalah keintiman dengan orang yang anda cintai. keintiman, kedekatan dan "rasa" yang mendekatkan, disana juga ada keterbukaan, dan keapaadaan. sementara itu kegairahan ada keromantisan secara fisik.

saya mendapatkan sesuatu yang agak mengejutkan hari ini. seorang pria yang melamar seorang wanita, katanya ia telah siap untuk menikahi wanita itu. dalam benak saya, hanya ada keraguan. kesiapan itu bukan hanya berasal dari kesiapan mental saja, tetapi juga material. menikah adalah suatu langkah besar, dan tidak hanya kesiapan mental yang diperlukan. bukan juga perkara "menikah" itu saja. dalam sebuah pernikahan, bukan hanya menikahi pasangannya saja, tetapi juga menikahi keluarga besar pasangannya masing-masing. menikah itu pun bukan perkara "asal-cinta" tetapi juga bagaimana besok (masa depan). bagaimana besok suami memberi nafkah lahir kepada sang istri? bagaimana besok suami-istri mendidik dan membesarkan anak? menikah itu adalah bagaimana besok, tidak hanya perkara "yang-penting-cinta"
saya pernah mendengar seseorang mengatakan pada saya, "selama ada cinta, semua pasti akan bisa dilalui". hm... benarkah begitu?
ya memang mungkin semua bisa dilalui, tapi mudahkah melalui semuanya itu. cinta itu rasional. awal cinta memang indah, tapi apakah keindahan itu akan seterusnya? cinta itu bagai jalan berbatu, terkadang berjalan lurus, tapi terkadang tersandung bahkan mungkin sampai terjatuh dan berdarah, dan bangkit lagi. cinta itu seperti bermain games. selalu ada tingkatan dan setiap tingkat akan terasa sangat susah untuk dikendalikan. jika cinta masih mampu bertahan dan sampai pada babak finish, maka ia akan memasuki dunia baru dengan babak baru dan rintangan yang baru pula.

cinta... cinta...
lima huruf dengan segala kerumitannya.
hm... saya sudah agak lelah untuk berpikir dan beragumen mengenai cinta, mungkin next time akan saya lanjutkan lagi...
Gwy.

Rabu, 16 Maret 2011

menjelang malam

semuanya samar...

bukankah begitu...
melihat matahari tenggelam, rasanya rindu...
entah berada dimana saya kemarin, karena begitu tersadar melihat matahari terbenam.

rasanya, sudah sedewasakah inikah kami?
sudah saatnya untuk melepaskan semua kekanak-kanakkan kami, sekalipun tidak merelakannya pergi tetapi harus pergi juga.
selalu saja ada ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran..

apa saja yang sudah dilakukan sejauh ini?
bahkan tidak ingat apa saja hal yang sudah terjadi.
satu rasa ketika hari menjelang malam..
kemana saya berada di hari kemarin.
ingin melarikan diri dan kabur dari hidup yang berjalan,
apakah harus menyerah, padahal berperang pun belum.

boleh memilih diantara banyak pilihan yang ada?
tapi setiap pilihan selalu ada resiko yang harus di tanggung bukan?
bahkan diam pun memiliki resiko yang membingungkan.

ketika ingin menangis, maka menangislah..
dan ketika ingin bahagia, maka bahagialah...
hanya itu saja, tapi cukup teramat sulit..

menyebalkan...

semoga ini bisa menjadi yang terakhir, sehingga ada suatu kepastian yang nyata akan saya jalani, dan setelah ini tidak ada lagi keragu-raguan....

itulah yang selalu saya harapkan...

Minggu, 06 Maret 2011

seuntai asa



hanya ingin mencoba menari di atas pelangi..





bolehkah????


bahkan jika memang ingin berlari dan menggapainya.
itu pun jika diijinkan