Minggu, 27 Maret 2011

cinta oh cinta..

apa yang mampu kamu bayangkan mengenai cinta?

entah mengapa saya melihat cinta bukan sebagai suatu hal yang mengesankan, tapi bukan berarti juga tidak terkesan.
melihat cinta dari seberapa besar kadar yang ada, dan mampu untuk kamu selami.
malam ini, hari ini saya ingin berbicara tentang cinta.
mungkin suatu hari nanti saya bisa meneliti mengenai cinta sepasang muda-mudi, tapi untuk saat ini sepertinya saya tidak mampu meneliti mengenai cinta yang lebih dalam lagi.

bagi saya, cinta adalah hal terumit yang ada di dunia ini. cinta itu 100% perasaan dan 100% logika...
tidak akan mungkin kamu mencintai seseorang hanya sepenuhnya perasaan ataupun logika saja, bukankah keduanya harus seimbang.
beberapa waktu yang lalu, sahabat saya mengatakan bahwa, "saya bersyukur karena dalam hal cinta dan pacaran saya orang yang 90%logika dan 10% perasaan". bersyukur bahwa di dalam dirinya perasaan dikalahkan oleh logika, tetapi cinta itu bukan logika, karena cinta adalah "rasa", tetapi "rasa" tanpa logika adalah buta. itulah mungkin kenapa dinamakan cinta buta.
seharusnya cinta itu tidak buta. dan jika cinta itu buta, maka bagaimana cinta mampu membawa sepasang kekasih ke garis finish hubungan mereka. cinta itu mengasyikkan tapi juga membahayakan. cinta itu bisa jadi madu dan racun dalam waktu bersamaan.

ada 3 hal yang penting dalam cinta yaitu kegairahan, keintiman dan komitmen. puncak dari sebuah cinta adalah komitmen. mampukah anda berkomitmen dengan orang yang anda cintai. cinta itu adalah keintiman dengan orang yang anda cintai. keintiman, kedekatan dan "rasa" yang mendekatkan, disana juga ada keterbukaan, dan keapaadaan. sementara itu kegairahan ada keromantisan secara fisik.

saya mendapatkan sesuatu yang agak mengejutkan hari ini. seorang pria yang melamar seorang wanita, katanya ia telah siap untuk menikahi wanita itu. dalam benak saya, hanya ada keraguan. kesiapan itu bukan hanya berasal dari kesiapan mental saja, tetapi juga material. menikah adalah suatu langkah besar, dan tidak hanya kesiapan mental yang diperlukan. bukan juga perkara "menikah" itu saja. dalam sebuah pernikahan, bukan hanya menikahi pasangannya saja, tetapi juga menikahi keluarga besar pasangannya masing-masing. menikah itu pun bukan perkara "asal-cinta" tetapi juga bagaimana besok (masa depan). bagaimana besok suami memberi nafkah lahir kepada sang istri? bagaimana besok suami-istri mendidik dan membesarkan anak? menikah itu adalah bagaimana besok, tidak hanya perkara "yang-penting-cinta"
saya pernah mendengar seseorang mengatakan pada saya, "selama ada cinta, semua pasti akan bisa dilalui". hm... benarkah begitu?
ya memang mungkin semua bisa dilalui, tapi mudahkah melalui semuanya itu. cinta itu rasional. awal cinta memang indah, tapi apakah keindahan itu akan seterusnya? cinta itu bagai jalan berbatu, terkadang berjalan lurus, tapi terkadang tersandung bahkan mungkin sampai terjatuh dan berdarah, dan bangkit lagi. cinta itu seperti bermain games. selalu ada tingkatan dan setiap tingkat akan terasa sangat susah untuk dikendalikan. jika cinta masih mampu bertahan dan sampai pada babak finish, maka ia akan memasuki dunia baru dengan babak baru dan rintangan yang baru pula.

cinta... cinta...
lima huruf dengan segala kerumitannya.
hm... saya sudah agak lelah untuk berpikir dan beragumen mengenai cinta, mungkin next time akan saya lanjutkan lagi...
Gwy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar