Selasa, 28 Mei 2013

menunggu sebuah penantian

menunggu....

apakah arti dari sebuah menunggu???
tetap disana dan diam, menanti hingga yang dinanti itu datang?
lantas bagaimana jika ia tak pernah datang?

tiba-tiba saya teringat sebuah lagu dari BCL, yang seperti ini
Sedikit waktu yang kau miliki luangkanlah untukku harap secepatnya datangi aku 
S'kali ini ku mohon padamu ada yang ingin ku sampaikan..
Sempatkanlah...

Sedetik menunggumu disini, s'perti seharian..
Berkali kulihat jam ditangan demi membunuh waktu tak kulihat tanda kehadiranmu yang semakin meyakiniku...
Kau tak datang...

Hampa kesal dan amarah s'luruhnya ada dibenakku 
Tandai seketika hati yang tak terbalas oleh cintamu...
Kuingin marah, melampiaskan tapi kuhanyalah sendiri disini..
Ingin kutunjukkan pada siapa saja yang ada bahwa hatiku kecewa...

menunggu, dan jika yang ditunggu tidak datang, maka kecewa...
seseorang pernah mengatakan kecewa itu sama seperti sebuah bejana yang harusnya terisi air tapi tidak ada yang mengisinya, maka kosong... sesuatu yang tidak seperti apa yang diharapkan, dan berakhir pada kecewa..

menunggu bukanlah pekerjaan yang menyenangkan, ia seperti berjalan tanpa tahu apakah jalan di depannya beraspal atau tidak.. tapi dalam sebuah penantian ada sebuah harapan...
setidaknya harapan akan datangnya pribadi yang dinanti..
secara pribadi, hidup itu hanyalah sebuah penantian.. menanti sesuatu yang masih kabur di depan, tapi kita tahu bahwa sesuatu yang kabur itu adalah sesuatu yang menyenangkan..
  
entahlah...
saya adalah hidup itu, maka saya terus dan terus menunggu.... 
menanti harapan itu menjadi nyata...
menunggu sebuah penantian...

dan menunggu kamu memiliki inisiatif untuk mengakhiri "masalah" yang mungkin bukan suatu masalah...

the last song *maybe *hm.. i think..

Semoga kau datang by Sherina

Tertelan dalam masa laluku yang berusaha 'tuk kulupakan
Ingin ku lari dari kesedihan yang bersemayam di lubuk hatiku
 
Semoga kau datang membimbingku menuju bahagia
Semoga kau datang meringankan luka di hatiku 
Dan meminjamkan bahumu dan menyeka air mataku dan menggenggam kedua tanganku

Tangan dan hati perlahan beku karena ingatan ini terus menghantuiku
Dan meminjamkan bahumu dan menyeka air mataku dan menggenggam kedua tanganku

Tertelan dalam masa laluku yang takkan pernah sirna hingga kau tiba...


Tak hanya diam by Padi

Meresap kecup hangat sebentuk cinta t’lah terukir di dalam jiwaku.
Seperti tetes embun menyegarkan hari terciptakan keajaiban di hati..
Cinta bukan hanya sekedar kat, cinta tak hanya diam..

Aku yang berkelana mengarungi hidup mencari untaian arti, makna…
Apakah sesungguhnya balasan dari cinta pasti bukan harta dunia semata…

Cinta bukan hanya sekedar kata, cinta bukan hanya pertautan hati
Cinta bukan hasrat luapan jiwa, cinta tak hanya diam…

Jika mungkin bumi harus terguncang bada tapi cinta takkan mungkin hilang...



Cahaya Bulan (puisi) by Nicholas Saputra

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yg biasa
Pada suatu ketika yg telah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut dahulu memintaku minum susu?
Sambil membenarkan letak leher kemejaku

Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih
Lembah Mandalawangi
 
Kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yg menjadi suram
Meresapi belaian angin yg menjadi dingin
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap, kau dekaplah lebih mesra
Lebih dekat

Apakau kau masih akan berkata
Kudengar dekap jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta 

Cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah aku tahu dimana jawaban itu
Bagai letusan berapi bangunkan dari mimpi
Sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati..
 

kita

maka dengarkanlah desahan angin malam ini...

dan akan seperti biasanya, kamu tetap disana, aku tetap disini.
kita, sebuah penggabungan dari kamu dan aku, tetap berada pada tempat kita masing-masing.
keegoisanmu, keegoisanku.
keangkuhanmu, keangkuhanku.
harga dirimu, harga diriku.
dan semua itu masih menjadi bagian dalam diri kita..
kita....
aku dan kamu...

kita tidak akan pernah merasakan angin jika masih terus berdiri dalam tembok raksasa..
kamu takut, aku juga takut..
kamu rendah diri, aku pun rendah diri..
kamu tidak ingin terluka, dan aku pun juga tak pernah ingin terluka..
kamu kalah, dan aku tak tahu harus berbuat apa..
kamu masih bersama dengan masa lalumu, dan aku bermain-main dengan perasaanku..
kamu bercakap dengan imajinasimu, dan aku melepaskan busur-busur panah pada imajinasiku..
kamu tahu bahwa langit malam ini akan gelap tanpa bintang, dan aku terus mengharapkan datangnya bulan menghias malam..



kita hanya berpusat pada diri kita sendiri..
kita berbeda....
kita tidak pernah sejalan...
dan kita bertolak belakang...
kapan kita akan sejalan?
dan haruskan aku yang memulainya? atau mungkin kuakhiri saja sampai disini?
mungkin saja kita telah saling menyakiti satu dengan yang lainnya...

entahlah...
karena aku toh masih tetap menunggu...
seperti biasa, disini dan menunggu...

Kamis, 23 Mei 2013

story about the house

kau tahu tentang analogi sebuah rumah yang sedang kubangun..
baiklah akan kuceritakan padamu...

bertahun-tahun aku membangun sebuah rumah. Rumah dengan dasar batu yang kuat, dan tak kan mudah dirobohkan oleh badai apapun. Rumah itu sudah jadi, rumah itu sudah berisi perabotan yang sesuai dengan keinginanku. rumah yang kudesain sesuai dengan kehendakku. kuhias dan kuisi dengan segala yang kuinginkan. Rumah itu sangat indah bagiku.
kemudian kupasang pagar yang sangaaaaat tinggi dan kuberikan duri-duri diatasnya, agar tidak ada seorang pun yang bisa memanjatnya atau memasuki rumahku secara diam-diam. karena aku cukup sangat egois, maka tidak akan kubiarkan satu orangpun menikmati keindahan rumahku. Sungguh rumahku sangat tertutup. hanya beberapa orang saja yang kuijinkan untuk masuk, dan masuk hanya sebatas halaman depan, paling ujung ya ruang tamu. Aku selalu memiliki ketakutan, jika aku membiarkan orang asing memasuki rumahku maka ia akan mengacak-acaknya, dan mengganti semua perabotanku. itulah alasan yang membuat aku takut untuk mempercayai orang asing.



setiap orang menggunakan topengnya, begitu juga saya.
setiap orang membangun rumahnya masing-masing, dan mereka nyaman untuk terus berada di rumahnya.

setiap kita membangun rumah sesuai dengan keinginan kita. mengambil dari sisa-sisa pengalaman, dan kehidupan kita. Kita menentukan dasar bangunan sebagai pondasi rumah. kita buat desainnya. dan kita isi rumah itu dengan segala hal yang kita inginkan, atau yang diinginkan orang disekitar kita. kita bentuk dan hias rumah itu. dan segalanya terserah. maka seperti itulah kepribadian manusia.





rumah dengan pagar yang tinggi, seperti itulah rumahku.
rumah yang sangat tertutup, ya itulah rumahku.
maka hancurkanlah pagar itu, atau yakinkanlah aku untuk bisa membuka pintu itu atau bahkan membiarkanmu mengacak-acak rumahku..

one year ago and close my book..

aku ingin berbagi dengan setahun yang aku jalani dalam sebuah pengharapan...
dan justru inilah yang membuat aku semakin bertumbuh, bahkan jika TUHAN menyediakan jawaban dari segala kemustahilan ini, maka aku percaya IA sediakan yang terbaik diantara yang paling baik..


sering aku menuliskan tentang seseorang yang kuberi nama MR.G.
seseorang yang tak pernah kukenal, tapi justru masuk dalam list doa-ku. seseorang yang kuketahui dengan mata jasmaniahku. seseorang yang tak pernah aku tahu keberadaannya, tetapi aku tahu ia ada di dunia ini. seseorang yang misterius bagiku.
Pertama kali kami bertemu 15 Maret 2012, dan pada tanggal 18 Mei 2013 itulah kepastian jawaban doa-doaku. Butuh waktu 1 tahun 2 bulan 3 hari untuk mendapatkan kepastian itu dari Tuhan. sungguh bukanlah perjalanan singkat mendoakan pribadi yang tak pernah kau kenal selama itu, tapi justru disitulah keindahannya. Sama sekali tidak ada rasa kecewa. Sama sekali tidak ada rasa sedih. Sama sekali tidak ada kegundahan dan kegelisahan. Hanya ada satu rasa yaitu LEGA.
Betapa baiknya TUHAN itu, IA mempertemukanku dengannya dalam suatu rencana indah yang tak pernah aku tahu dan aku pahami, dan IA menjawab doaku tepat disaat aku butuh jawaban itu. Karena jawaban TUHAN membuat aku membereskan perasaanku dengannya. Karena disaat bersamaan aku melihat siluet itu yang berubah menjadi sosok nyata. Aku tidak bisa mengabaikannya dan aku tidak bisa segera meresponnya.
Sama seperti setahun itu, maka aku perlu waktu untuk bisa menatap siluet itu..




dan beberapa waktu ini, aku membereskan perasaanku terhadap MR.G, dan aku ingin mengulurkan tangan sebagai seorang teman. karena, aku ingin menariknya untuk bergabung dalam duniaku, dan semoga duniaku mampu merubah dunia mereka. dan dunia mereka mampu menjadi cahaya kecil bagi lingkungan kami..
hanya sesederhana itu.....

How Great is my GOD...
sing with me.. How Great is my God..

sesederhana keyakinan itu

yah... seseorang datang....
disaat masa setahun itu telah berakhir...
tepat saat semua jawaban doa itu telah terjawab..
dan kedatanganmu belum mampu meyakinkanku..

dalam sebuah buku, aku pernah menuliskan..

karena hidup itu adalah sederhana, dimana kita bisa menikmati hidup ini dan dinikmati oleh hidup..
karena hidup itu adalah sederhana, sesederhana aliran air yang mengalir, maka mengalirlah dengan arah dan tujuan yang jelas..
karena hidup itu adalah sederhana, sesederhana hembusan napas yang sekalipun mudah dilakukan tapi berdampak dalam sebuah kehidupan..

mungkin karena itulah ketika cinta datang, maka ia akan sesederhana kehidupan itu..
cinta memberi ruang untuk mengasihi, memaafkan dan keterbukaan serta keyakinan, sehingga tak akan lagi di dapatkannya "kekecewaan" dan "sakit hati".
Karena sifatnya yang sederhana itulah yang membuat hidup terasa berat dalam kesederhanaan..
(Pare, Kediri, 05 Februari 2013)



keyakinanku sesederhana itu...
menembus hingga ke tempat yang paling sederhana, tapi tak mudah untuk bisa menjangkaunya...
hanya satu jalan untuk bisa menembusnya, mencoba melihat seberapa mampukah kamu untuk melihat kedalam hatimu sendiri...
tak ada yang harus kamu katakan, karena jika itu dari hatimu sendiri, aku mampu melihatnya dari matamu..

ketidakyakinanku, karena melihat banyak keraguan dalam dirimu..
kau serius, tapi kau tidak yakin..
kau suka, tapi kau tidak yakin..
kau buka hatimu, tapi kau masih menyembunyikan sesuatu disana..

aku tahu kau memiliki ketakutan untuk terluka, dan yang tidak pernah kau tahu, bahwa aku pun memiliki ketakutan yang sama denganmu..
dan kita hidup dalam sebuah ketakutan yang tak beralasan...
aku tidak mengharapkan dunia ini berubah menjadi seperti yang kumau, tapi aku hanya berdoa agar hatiku dipulihkan, hatimu dipulihkan, dan relasi tetap terjaga..
karena bagiku, perasaanku dan kehidupanku sesederhana itu...
sesederhana, ketika kau menghirup napas dan menghembuskannya kembali...




maka sesederhana itulah...

sayangnya kesederhanaan itu tak mudah untuk kau sentuh, bukankah begitu??