Selasa, 19 Juni 2012

filsafat vs teologi

beberapa waktu yang lalu seorang adik bertanya padaku mengenai Filsafat dan Teologi...

sungguh saya tidak pernah mengetahui sejarah mengenai Teologi dan Filsafat, tapi ada beberapa keyakinan pokok yang ingin saya bagikan... #hanya membagikan dan tidak memberikan dokrin apapun, karena masih banyak hal yang harus saya pelajari lebih lagi..#

sebenarnya ini adalah pembahasan yang menarik, seperti itukah.. hahaha...
filsafat, menurut beberapa ahli, merupakan akar dari segala ilmu pengetahuan. teologi bukankah berasal dari theos artinya Allah, dan logos artinya ilmu, jadi teologi ilmu mengenai keALLAHan..
dalam pikiran saya hanya ada satu pertanyaan, "bagaimana mungkin ALLAH dapat dipelajari dalam suatu ilmu seperti biologi, psikologi, kedokteran, dan sebagainya.."
secara pribadi Allah adalah PRIBADI yang luar biasa, dan tidak ada ilmu yang mampu menjelaskan mengenai ALLAH. bagi saya, ALLAH adalah PRIBADI, sehingga saya lebih suka menyebutnya sebagai suatu "PENGENALAN". bagaimana manusia mengenal PRIBADI ALLAH..

dua hal berbeda yang sangat rumit untuk disatukan, sekalipun mungkin bisa disatukan, tapi sejauh ini selalu bertolak belakang. bagi saya, hanya ada 2 pilihan yaitu: mempelajari secara rinci atau sama sekali tidak tahu, karena pengenalan atau pembelajaran setengah-tengah membuat kita jadi berada pada ambang antara kebenaran atau kesalahan. hm... kesalahan? bagi saya, tidak ada ilmu yang salah, yang ada "ilmu yang kurang tepat" atau "semua ilmu itu benar, hanya darimana kita melihat ilmu itu.." hahahaha... hanya struktur bahasa saja.
salah seorang kenalan saya menceritakan mengenai seorang temannya yang belajar filsafat dan teologi, dalam pikiran saya hanya ada kata "heh?!" alias shock. dan ada seorang kenalan saya juga yang mengatakan pada saya "pendeta itu sama aja kayak profesi" dan reaksi saya adalah "heh?!"
pengenalan terhadap Allah seharusnya disertai dengan sikap "ingin diubahkan" oleh Allah, bukan semata-mata hanya mempelajari tetapi juga ada wujud nyata dari pembelajaran itu..
contohnya, saya yang belajar ilmu psikologi, lebih bisa memahami manusia, proses pemahaman bukan secara kaidah keilmuan tetapi dengan menerapkan ilmu itu dalam kehidupan sehari-hari. lebih bisa mencerna permasalahan individu dan memahami perilaku yang ada disekitar. jadi ada banyak hal yang diubahkan dalam sebuah ilmu, dan bukankah seharusnya kita seperti itu juga, dalam suatu keadaan "pengenalan terhadap PRIBADI ALLAH".

pengalaman saya, ketika saya membaca ALKITAB, saya merasa seperti ditelanjangi. masalahnya, begitu kita ditelanjangi, apakah kita masih memakai pakaian lama kita, ataukah justru kita mengenakan pakaian baru yang diberikan oleh PRIBADI yang begitu menyayangi kita dan tidak ingin melihat kita sakit karena tidak berpakaian. entah kenapa seperti itulah konsep saya dalam teologia.
Jadi bukan berarti kamu harus masuk Sekolah Alkitab, atau Sekolah TinggI Teologi atau Fakultas Teologi, tetapi belajar mengenal PRIBADI ALLAH dengan cara mau diubahkan.

dan segala yang bersifat teologi adalah sifat yang bertentangan dengan Filsafat.
Bagi Filsafat, yang penting itu logis dan masuk akal. jika semua hal bisa dinalar oleh otak, maka itu akan menjadi ilmu yang bermanfaat. jadi dengan kata lain ada pemecahan masalah dari segala yang ada di muka bumi ini.
sayangnya, ilmu ini tidak melihat bahwa tidak semua yang ada dibumi ini dapat dijelaskan secara ilmu pengetahuan. adakah yang bisa menjelaskan mengenai kumpulan planet, galaksi, dsb, bagaimana bisa terbentuk dengan begitu indah dan tidak terjadi tumbrukkan? sekalipun secara pengetahuan dapat dijelaskan, tetapi penjelasan yang bisa diutarakan hanyalah sepersekian persen.
itulah kenapa bagi saya, filsafat dan teologi bertolak belakang..

hahaha... secara pribadi, Tuhan bukanlah hal yang patut untuk diperdebatkan... setiap individu memiliki konsep dan keyakinan sendiri yang tidak bisa diganggu gugat oleh orang lain.
hidup dalam keanekaragaman akan menambah banyak wawasan yang memperkaya kehidupan. jadi berubahlah karena suatu pengenalan yang baik... bukan karena keyakinan nenek moyang...

#sudah mulai ngelantur

1 komentar: