Jumat, 22 November 2013

perjalanan menuju proses

hanya ingin berkisah tentang satu masa yang pernah terlewati...

saat skripsi...
bagi mereka yang pernah mengecam study di perguruan tinggi pasti gak akan asing dengan kata skripsi, tugas akhir, thesis, ataupun disertasi.. yah.. saya pun pernah mengalami masa itu.
masa skripsi bukanlah masa yang mudah untuk dijalani, banyak sekali airmata dalam proses pengerjaannya. semakin berat tantangannya semakin banyak airmata yang dicurahkan. saat itu dosbim alias dosen pembimbing saya ada 2 orang, dua dosen yang luar biasa... yang satu luar biasa buaiknya dan selalu mendukung mahasiswanya, sementara yang satunya luar biasa seenaknya sendiri.
entah telah berapa kali saya menangis karena dosen saya ini. betapa sulitnya menembuskan panah cupid padanya, khususnya dosen yang luar biasa seenaknya sendiri, biar mudah kita sebut saja namanya dosbim 2, karena yang luar biasa baiknya kita sebut dosbim 1. hahahahaha...
dosbim 2 ini selalu saja membuat saya galau, pasalnya beliau punya hobi membiarkan tumpukkan calon skripsi mahasiswanya di atas meja hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. dan kami selaku mahasiswa beliau sudah pernah mengalami di PHP oleh si bapak ganteng itu.
siapa sih orang yang tidak emosi ketika ia diperlakukan seperti itu?
berhubung saya ini murni manusia biasa, jadi jelaslah saya pun mengalami emosi serupa. betapa marah, jengkel, benci, sakit hati, bahkan dendam pada beliau. sering di antara kami, kadang berkeluh kesah karena sikap beliau yang luar bi(n)asa... hahahaha...

sungguh, itu pertama kali saya merasakan tidak nyamannya menyimpan dendam, amarah dan kebencian di dalam diri. Rasanya seperti tidak tenang, dan selalu saja ingin marah, tidak terima, yah seperti itulah..
kemudian sejak itu, saya sering merasa gagal memahami mau Tuhan dalam hidup, jadi jarang baca Alkitab, dan berdoa pun hanya menjadi sebuah rutinitas. pergumulan panjang hingga akhirnya menyadari bahwa dendam, kebencian dan sakit hati hanya akan membuatmu jauh dari Tuhan..
jika Tuhan itu adalah KASIH kenapa mesti membenci, dendam dan sakit hati?

iyaaaa benaaaarrrr.....
tapi sungguh adakah yang mengatakan bahwa mengampuni itu semudah membalikkan telapak tangan?
bagiku mengampuni itu seperti kamu menyangkal kehadiranmu di dunia ini, susah sekali, dan rasanya lebih sakit dari membenci ataupun sakit hati. Jika membenci dan sakit hati saja sudah terasa "sakit", maka mengampuni itu jauh lebih menyakitkan. belajar untuk melihat sisi positif dari seseorang yang menyakitimu..
saya butuh proses untuk akhirnya benar-benar bisa mengampuni beliau.
semalam saya mengampuni beliau, dan pagi ini saya bertemu beliau kemudian jengkel lagi, maka mengampuni lagi.. yah.. seperti itulah polanya pengampunan yang saya berikan..
Akhirnya, lama kelamaan, saya menjadi terbiasa, dan rasa dendam, benci dan sakit hati itu hilang dengan sendirinya, dan melihat beliau sebagai figur yang perlu untuk dikasihi.

sejak itu, saya belajar untuk tidak mudah membenci, dendam ataupun sakit hati dengan orang lain. Setiap malam berusaha menyediakan waktu untuk mengintrospeksi diri, memberikan diri untuk diampuni dan mengampuni. jadi berusaha untuk tidak terbebani dengan hal-hal yang membuat tidak nyaman. hehehehe..

saya belajar banyak saat skripsi.
bagaimana proses mengampuni dan mengasihi orang yang menyakitimu...
bagaimana proses sabar menanti dan tetap setia..
yah... semua itu proses yang bukan sehari-dua hari, tapi butuh waktu bertahun-tahun..

entahlah apa makna dibalik peristiwa yang terjadi saat ini, tapi disini saya pun di proses...
proses mengampuni..
proses diampuni..
proses mengasihi..
proses setia..
dan proses bersabar..

ketika dihadapkan pada peristiwa ini, saya kembali diingatkan untuk tidak membenci, mendendam, tapi memberikan diri untuk mengasihi..
Tuhan pun mengajarkan bagaimana mengasihi bukan?
IA tidak pernah mengajarkan bagaimana cara membalas dendam, atau bagaimana cara membenci yang baik dan benar... tapi IA mengajarkan bagaimana cara mengasihi...
mengasihi yang tidak hanya sekedar mengasihi, tapi mengasihi dengan menggunakan hati...

maka saya tidak akan membenci atau mendendam...
apalagi membenci orang yang saya kasihi...

saya percaya pada hukum "tabur-tuai", dan saya percaya "tabur-tuai" ini hanya berlaku pada perbuatan baik.. hahahahaha...

jadi jika saya saja bisa mengasihi orang yang menyakiti saya, maka anda pun pasti bisa...

tidak ada ajaran di dunia ini yang mengajarkan untuk membenci ataupun mendendam kan??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar