Minggu, 17 November 2013

hidup = alasan



Hidup itu bukan sekedar pilihan…
Hidup itu bukan sekedar hubungan timbal balik…
Tapi hidup itu juga perkara mengenai alasan…
Kita ada di dunia karena sebuah alasan..
Kita ada di keluarga, suku dan bangsa kita pun untuk sebuah alasan..
Kita berhubungan antara individu satu dengan yang lain pun demi sebuah alasan..
Sekalipun terkadang susah mendefinisikan alasan tersebut, tetapi tetap ada alasan di balik semua itu.
Kita bertahan hidup di dunia ini hingga detik ini pun memiliki alasan..
Hari itu, seseorang datang dan bertanya padaku:

"kau selalu berjalan memutar atau selalu saja mencari jalan yang lebih jauh..."

"benarkah?"

"sepertinya... kenapa?"

"kenapa? alasanku?"

"iya.. kenapa?"
 “Aku suka berpikir... semakin jauh jarak yang harus ku tempuh untuk sampai pada tujuan semakin akan muncul banyak hal untuk dipikirkan... mungkin itu alasannya.."

"hahahaha... seperti biasa... kau berpikir terlalu banyak..."

"hm... aku berpikir maka aku ada... hahaha.... kata seorang filsuf..."

"sesekali berhentilah berpikir... kadang pikiranmu menyesatkan perasaanmu..."

"pikiranku sering menyesatkan perasaanku…? Hahaha… mungkin kau benar…"
“Kau tertawa, padahal lihatlah itu bukan mimik yang tepat..”
“Hm… kau tahu, semakin lama kau sampai di tempat tujuanmu, semakin panjang jalan yang kau lalui, kau akan dilatih untuk tetap setia dan bersabar.. Kau tahu bahwa akan banyak hal yang dapat kau lihat dan rasakan, bahwa terkadang apa yang dibayangkan itu terletak di depan mata dan dapat kau sentuh sekalipun kau tersakiti karena lelah yang harus kau bayar.. tapi pengalaman itu yang justru sangat berharga.. mungkin..”

“Jadi itulah alasannya….”

“Hehehehe….”


Yah… bahkan setiap hal detail yang kita lakukan itu, punya alasan dibaliknya. Terkadang kita tidak menyadarinya atau bahkan menutup hati untuk menyadarinya..
Bahkan ketika kita jatuh cinta pun itu juga karena sebuah alasan..
Saya ingat beberapa waktu yang lalu, seseorang berkata:


“aku tidak punya alasan untuk mencintainya… karena cinta tidak butuh alasan…”

“Hahahaha…. Sungguhkah cinta tidak butuh alasan?”

“Iya… kenapa?”

“Bahkan kau ada didunia ini pun karena sebuah alasan, jadi sungguhkah cinta tidak butuh alasan?”


Saya menyayangi seseorang, karena sebuah alasan sekalipun tidak dapat saya definisikan alasan itu. Cinta dan sayang itu bukan seperti sulap yang “bim salabim…” terus tiba-tiba cinta. Cinta berawal dari sebuah rasa yang non-logis, dan untuk menyeimbangkannya ia membutuhkan alasan agar bisa menjadi balance. Alasan logis untuk menyeimbangkan rasa yang non-logis. Sekalipun alasan logis itu sulit di definisikan bentuknya.
Saya ingat pernah juga ada seorang yang berkata:


“Aku gak punya alasan untuk melakukan itu, hanya ingin saja melakukannya…”


Perhatikanlah, bahwa “hanya ingin saja” adalah sebuah alasan. Alasan yang sulit di definisikan. Tidak ada hal di dunia ini yang lahir tanpa alasan..
Kita hadir di dunia dengan alasan, maka kita meninggalkan pun dengan alasan.
Allah mengorbankan Anak-Nya dengan alasan karena cinta pada manusia. Yesus mati dengan alasan untuk menyelesaikan tugas dari Bapa yang sayang pada manusia. Semua itu ada alasannya..
Mungkin kita sebaiknya peka untuk melihat alasan-alasan di sekitar kita. Bahkan alasan tentang kehidupan ini..

1 komentar: