Hidup itu bukan sekedar pilihan…
Hidup itu bukan sekedar hubungan timbal balik…
Tapi hidup itu juga perkara mengenai alasan…
Kita ada di dunia karena sebuah alasan..
Kita ada di keluarga, suku dan bangsa kita pun untuk
sebuah alasan..
Kita berhubungan antara individu satu dengan yang
lain pun demi sebuah alasan..
Sekalipun terkadang susah mendefinisikan alasan
tersebut, tetapi tetap ada alasan di balik semua itu.
Kita bertahan hidup di dunia ini hingga detik ini
pun memiliki alasan..
Hari itu, seseorang datang dan bertanya padaku:
"kau selalu berjalan memutar atau selalu saja mencari jalan yang lebih jauh..."
"benarkah?"
"sepertinya... kenapa?"
"kenapa? alasanku?"
"iya.. kenapa?"“Aku suka berpikir... semakin jauh jarak yang harus ku tempuh untuk sampai pada tujuan semakin akan muncul banyak hal untuk dipikirkan... mungkin itu alasannya.."
"hahahaha... seperti biasa... kau berpikir terlalu banyak..."
"hm... aku berpikir maka aku ada... hahaha.... kata seorang filsuf..."
"sesekali berhentilah berpikir... kadang pikiranmu menyesatkan perasaanmu..."
"pikiranku sering menyesatkan perasaanku…? Hahaha… mungkin kau benar…"“Kau tertawa, padahal lihatlah itu bukan mimik yang tepat..”
“Hm… kau tahu, semakin lama kau sampai di tempat tujuanmu, semakin panjang jalan yang kau lalui, kau akan dilatih untuk tetap setia dan bersabar.. Kau tahu bahwa akan banyak hal yang dapat kau lihat dan rasakan, bahwa terkadang apa yang dibayangkan itu terletak di depan mata dan dapat kau sentuh sekalipun kau tersakiti karena lelah yang harus kau bayar.. tapi pengalaman itu yang justru sangat berharga.. mungkin..”“Jadi itulah alasannya….”“Hehehehe….”
Yah… bahkan setiap hal detail yang kita lakukan itu,
punya alasan dibaliknya. Terkadang kita tidak menyadarinya atau bahkan menutup
hati untuk menyadarinya..
Bahkan ketika kita jatuh cinta pun itu juga karena
sebuah alasan..
Saya ingat beberapa waktu yang lalu, seseorang
berkata:
“aku tidak punya alasan untuk mencintainya… karena cinta tidak butuh alasan…”“Hahahaha…. Sungguhkah cinta tidak butuh alasan?”“Iya… kenapa?”“Bahkan kau ada didunia ini pun karena sebuah alasan, jadi sungguhkah cinta tidak butuh alasan?”
Saya menyayangi seseorang, karena sebuah alasan
sekalipun tidak dapat saya definisikan alasan itu. Cinta dan sayang itu bukan
seperti sulap yang “bim salabim…” terus tiba-tiba cinta. Cinta berawal dari
sebuah rasa yang non-logis, dan untuk menyeimbangkannya ia membutuhkan alasan
agar bisa menjadi balance. Alasan logis untuk menyeimbangkan rasa yang
non-logis. Sekalipun alasan logis itu sulit di definisikan bentuknya.
Saya ingat pernah juga ada seorang yang berkata:
“Aku gak punya alasan untuk melakukan itu, hanya ingin saja melakukannya…”
Perhatikanlah, bahwa “hanya ingin saja” adalah
sebuah alasan. Alasan yang sulit di definisikan. Tidak ada hal di dunia ini
yang lahir tanpa alasan..
Kita hadir di dunia dengan alasan, maka kita
meninggalkan pun dengan alasan.
Allah mengorbankan Anak-Nya dengan alasan karena
cinta pada manusia. Yesus mati dengan alasan untuk menyelesaikan tugas dari
Bapa yang sayang pada manusia. Semua itu ada alasannya..
Mungkin kita sebaiknya peka untuk melihat
alasan-alasan di sekitar kita. Bahkan alasan tentang kehidupan ini..
anata......
BalasHapus