Sabtu, 13 Agustus 2011

menggenggam angin



“Gue lagi ngapain nih, Rish?”



Cowok itu membuat gerakan-gerakan aneh. Dua tangannya menggapai-gapai ke segala arah. Kesepuluh jarinya membuka dan menutup bergantian.



“Ini namanya menggenggam angin. Gue pernah baca satu cerpen yang judulnya Menggenggam Angin. Sesuatu yang sia-sia. Tau? Ya kayak gini. Tadinya gue ngira ungkapan yang lebih pas ‘menggapai awan’. Tapi sekarang gue sudah tau kalo awan itu ternyata nggak begitu tinggi. Ada yang rendah malah.”


“Angin itu memang terasa. Kita tau kemana dia berembus. Kadang dia lembut. Kadang keras. Malah terkadang terlalu keras. Tapi yang lucu, sekeras apapun yang namanya angin, kita tetap nggak bisa menggenggamnya sedikit pun. Padahal dia bisa ngelempar kita jauh-jauh!”



(esti kinasih-fairish)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar