Rabu, 17 Agustus 2011

ada makna


"bagaimana cara mengatasi manusia yang sedang bersedih itu???"

saat seseorang bertanya pertanyaan yang demikian pada saya, saya hanya melihat manusia yang sedang sedih itu.. entah kenapa tidak ada niat untuk menghiburnya, dan ingin membiarkan dia tetap bersedih seperti itu. ketika saya kembali menatap si penanya saya hanya ingin tersenyum. karena mungkin saya (sedikit) mengenal si manusia yang bersedih itu.

saya melihat manusia bukan bagaimana manusia itu secara keseluruhan, tetapi belajar mencoba melihat mereka secara individu. itu mungkin kenapa terkadang saya lebih suka diam dan memandang mata manusia. seperti saya mampu melihat seperti apa manusia secara individu. bahkan ketika saya melihat bahwa mungkin sebenarnya mereka tidak membutuhkan manusia lain, karena mungkin manusia ingin diperhatikan lebih lagi.

entah kenapa saya merasa muak dan jijik dengan mereka. saya suka menjadi telinga, tetapi menjadi muak ketika mulai sadar bahwa telinga pun harus menjadi egois. sebenarnya bukan sisi egois itu yang membuatku muak, tetapi justru egois yang semakin terus menerus pun mampu membuatku menjadi sangat jijik. seolah-olah tidak ada "manusia lain" yang lebih menderita daripada manusia itu..

seseorang pernah berkata pada saya, "saya sakit, tenggorokan saya serak, dan saya memakan permen dalam sehari bisa habis X bungkus..."

bukan perkara sakitnya, dan juga bukan perkara berapa bungkusnya, tapi perkara bagaimana dalam sehari terus menerus mengatakan hal itu dan berulang-ulang. bukan berarti tidak ingin mendengarkan, atau pun bukan berarti membosankan, tetapi saya mendengar bahwa keluhan yang berulang-ulang kali di utarakan tidak akan mampu mengubah matahari menjadi bulan, ataupun malam menjadi siang.

sungguh bukan berarti juga jangan mengeluh atau tidak boleh mengeluh, tapi tempatkan keluhan sesuai dengan proporsi yang sesuai, sehingga manusia seperti saya ini tidak merasa muak atau pun jijik...


...individual differences...


tidak ada satu manusiapun yang sama, itu lah prinsipnya.. dan prinsip lain bagaimana ada kata "saling" menghargai, memahami, dan mengerti itu diterapkan.

ayoooo nikmati sajalah semuanya...
sekalipun harus terjatuh, sekalipun menangis darah, atau sekalipun bahagia, maka ketika itu dinikmati rasanya seperti melihat sunset di pantai yang sangat indah, atau mungkin rasanya seperti melihat langit dengan bulan purnama dan hujan meteor di sebuah taman yang sangat lapang dengan sebuah cahaya obor...

dan ketika hanya terpaku dan larut dalam masalah dan derita yang dialami sendiri, maka mungkin manusia tidak akan sadar bahwa matahari baru sudah mulai terbit di hari yang baru..

dan ketika hanya terpaku pada "saya adalah yang PALING menderita", maka mungkin manusia tidak akan bisa melihat bahwa bintang sekalipun kecil mampu menerangi sekitarnya..


...nb: bulan yang terlihat dari kos salah seorang teman...


karena apa yang terjadi pada manusia merupakan suatu timbal balik pada manusia lainnya... setidaknya ada "proses pembelajaran" bagi manusia lain...

sebuah kisah kecil: seorang anak bermain bersama teman-temannya, ketika ia sedang bermain dengan gembira, ia berlari ke sana kemari dengan begitu lincahnya. hingga ketika ia berlari, ia terjatuh, dan menangis. tangisanya membuat semua teman-temannya mengerubunginya. ternyata di tempat anak itu terjatuh banyak sekali batu yang membahayakan, maka sejak peristiwa itu, si anak dan teman-temannya tidak lagi bermain di tempat berbatu itu...



suatu "peristiwa" yang dialami manusia, merupakan "proses" bagi manusia lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar