Kamis, 30 Juli 2009

pelangi baru

"maafkan gue telah menemukan dia."

itulah hal yang terbesit dalam pikiran gue ketika gue merasa pelangi itu kembali bersinar. dan tak ada hal yang bisa gue lakukan untuk mencegah datangnya pelangi itu. bahkan ketika gue sadar dengan segala konsekuensi yang harus gue ambil.

"Lo punya dua pilihan. pilihan yang pertama, lo tinggalkan dia dan lo dapatkan kembali sahabat lo. atau pilihan yang kedua, lo tetap menemukan dia, tetapi lo pertaruhkan persahabatan lo" kata Maya tak ingin memihak antara gue, dia dan sahabat gue.

gue gak mau pilihan. jika pun harus ada pilihan gue mau memilih pilihan ketiga yaitu gue tetap menemukan dia dan gue tetap mendapatkan sahabat gue.

"bisakah kalo gue mengalah?"

"mengalah? apa dia telah memilih lo? ataukah dia telah menentukan Yoli sebagai tulang rusuknya?"

"gak tau"

"lantas?"

"karena Yoli yang pertama kali mengenalnya. karena Yoli yang pertama kali menemukannya. jadi gue hanyalah bayang-bayang.."

"tapi yang pertama belum tentu menjadi yang terakhir kan?"

"gue gak mau merampasnya dari Yoli..."

dari awal gue sudah tahu apa yang Yoli rasakan. dan saat itu pun gue sedang menatap pelangi yang berbeda. gue sangka gue akan tetap melihat pelangi yang sama. bahkan sampai saat gue melihat kedekatan Yoli dengan dia, tak ada rasa terhadapnya.
tapi ternyata hujan berhenti. pelangi yang lama itu pun hilang. untuk sejenak bumi menjadi tenang. hingga akhirnya rintik-rintik air kiriman sang langit pun membanjiri bumi lagi. dan pelangi yang baru itu pun menampakkan warnanya di langit. gue menemukan pelangi itu. pelangi dengan wajah baru dan warna yang baru.

akhirnya gue terlalu terpukau menatap kehadiran pelangi baru itu. hingga akhirnya gue melupakan keberadaan Yoli.

seandainya gue tidak terlalu terpaku pada pelangi baru itu, gue pasti masih merasakan ketenangan bumi yang tak dibanjiri oleh ribuan pasukan hujan.

senyum gue pun hilang lenyap. gue tak lagi punya rasa untuk bercanda. semuanya sirna seiring dengan kenyataan yang ada di hadapan gue.

kemarin gue bertanya pada Tuhan. apakah gue harus tetap menemukannya ataukah berhenti dan tak lagi mencarinya? dan Tuhan pun menjawabnya, kata-Nya, "Kamu harus menunggu ya, nak. Aku sedang merancang jalan agar mampu kau melaluinya. percayalah pada-KU..."

gue menjadi tenang, ketika gue mendengar perkataan-Nya itu. saat ini gue gak bisa berhenti, dan gue harus tetap melangkah..


(bersambung.....)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar